Rabu, 03 Juli 2013

Layanan Teknologi Informasi di Perpustakaan

LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DI  PERPUSTAKAAN


Ruth Pretty, NIM : 13040112140070, Kelas D
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Perpustakaan saat ini telah berkembang. Perkembangan perpustakaan saat ini telah banyak dipengaruhi oleh teknologi informasi. Mau tidak mau perpustakaan yang berperan sebagai pengumpulan, pengolahan, pelayanan, dan pendistribusian informasi harus berhadapan dengan teknologi informasi. Teknologi informasi sering menjadi tolak ukur kemajuan dari sebuah perpustakaan. Suatu perpustakaan perguruan tinggi, sekolah, maupun umum tentunya diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayaninya, baik yang telah maupun yang belum sadar akan kebutuhannya. Dengan kata lain, suatu perpustakaan diharapkan untuk memberikan layanan pada mereka yang telah sadar informasi maupun mereka yang jarang atau bahkan tak pernah pergi ke perpustakaan
Dengan semakin berkembangnya informasi peran informasi menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan. Tuntutan akan kecepatan dan ketepatan dalam penyajian informasi menjadi semakin besar. Di lain pihak perkembangan teknologi dan informasi seperti internet dan CD-Rom maupun keberadaan pusat-pusat informasi yang menyediakan pangkalan-pangkalan data “online” dapat mempermudah akses ke informasi. Kemudahan ini sekaligus menuntut perpustakaan mengembangkan berbagai bentuk layanan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang memang sudah mengerti dengan segala macam bentuk teknologi informasi. Fenomena ini yang membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Teknologi Informasi Perpustakaan. Tentunya dengan harapan bahwa apa yang menjadi pertanyaan orang mengenai teknologi informasi di perpustakaan sedikit terjawab melalui layanan teknologi informasi perpustakaan. Dengan demikian, kiranya perlu ditelusur lebih jauh berbagai hal mengenai penerapan pelayanan teknologi informasi perpustakaan

A.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana aplikasi teknologi informasi perpustakaan ?
2.      Apa saja penerapan teknologi informasi dalam bidang layanan perpustakaan ?
3.      Apa itu perpustakaan digital dan perpustakaan hybrid ?

B.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui aplikasi teknologi informasi perpustakaan.
2.      Untuk mengetahui pnerapan dari teknologi informasi dalam bidang layanan perpustakaan.
3.      Untuk mengetahui perpustakaan digital dan perpustakaan hybrid

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Aplikasi Teknologi Informasi Perpustakaan
Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangkan teknologi informasi semakin pesat. Perpustakaan dengan dunia teknologi dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna adalah sesuatu yang harus dilakukan. Dengan begitu, salah satu strategi pengembangan perpustakaan di zaman sekarang perlu dikembangkan. Bagi yang sudah menggunakannya, berarti harus dikembangkan dan ditingkatkan, yaitu otomatisasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan sebenarnya merupakan proses atau hasil penciptaan mesin dalam proses tersebut.
Adapun pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan perpustakaan memiliki beberapa tujuan ;
1.       Meringankan pekerjaan.
2.       Memudahkan dan mempelancar pelaksanaan tugas kepustakawanan.
3.      Mempercepat proses temu kembali akan informasi.
4.      Mempelancar kerja sama informasi.
5.      Meningkatkan pelayanan informasi dan memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi infomasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan, dan penelusuran literature. Contoh aplikasi teknologi informasi dalam kegiatan perpustakaan yang telah terintegrasi diantaranya kegiatan inventarisasi, katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman dan pengembalian buku yang berjalan otomatis. Dalam sistem ini, pengguna dapat melakukan fotokopi sendiri. Mereka lebih dahulu mengisikan kartu langganan untuk sejumlah tertentu, seperti vocher pada handphone. Pemustaka juga bisa bebas mem-browsing internet di sana. Mereka bisa men-download artikel tertentu atau mencetak pada public printer yang tersedia. Setelah selesai proses peminjaman tersebut, peminjam keluar melewati pintu ber-alarm yang berfungsi sebagai pengontrol dan mencatat pengunjung secara otomatis.

B.      Penerapan dari teknologi informasi dalam bidang layanan perpustakaan
1.      Layanan Sirkulasi
Dalam dunia perpustakaan, arti sirkulasi adalah perputaran buku atau jenis koleksi lain milik perpustakaan yang dipinjamkan kepada anggota untuk beberapa waktu lamanya. Sedangkan kegiatan sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan. Penerapan teknologi informasi dalam bidang layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal diantaranya adalah layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Sebelum sirkulasi diselenggarakan oleh perpustakaan, perlu dipertimbangkan tentang syarat-syarat sirkulasi yang baik. Diantaranya adalah mekanisme kerja dapat dilakukan dengan  cepat, tepat, dan benar, dapat menjaga keamanan koleksi dan pemakai, serta administrasi sirkulasi yang tepat. Selain itu dapat juga dilakukan silang layanan antar perpustakaan yang mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari layanan sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas bercoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasi pun sudah mulai digunakan seperti SMS, Faksimail dan Internet.
2.      Layanan Referensi
Pelayanan referensi adalah semua kegiatan yang ditujukan mempersiapkan segala sarana (fisik dan non fisik) untuk mempermudah penelusuran dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Penerapan teknologi informasi dalam layanan referensi dapat dilihat dari tersedianya akses untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik/digital dan bahan pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital.
3.      Layanan multimedia / Audio-visual
Teknologi multimedia merupakan suatu era baru dalam dunia informasi di perpustakaan zaman sekarang dan beberapa tahun terakhir ini. Multimedia mampu menciptakan system layanan informasi di perpustakaan. Secara umum multimedia adalah sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara, dan video. Media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan yang dapat berkerja bersamaan dan menghasilkan informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi. Informasi tidak hanya dapat diperoleh dari segi media cetak, melainkan dapat diperoleh dari media audio-visual. Media audio visual merupakan bagian dari warisan budaya, membawa sejumlah besar informasi yang perlu disimpan untuk digunakan di masa depan. Berbagai media ekspresi dalam masyarakat harus tercemin dalam layanan yang ditawarkan kepada pengguna melalui perpustakaan. Pustakawan adalah sebagai penyedia informasi, harus peduli dengan penyediaan informasi. Sebuah perpustakaan berfungsi  untuk melayani masyarakat. Layanan multimedia / Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pemustaka. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah Audible E-book, Digital Audio Book, InfoEyes, Braile.
C.      Perpustakaan Digital dan Perpustakaan Hybrid
1.      Perpustakaan Digital
Pepustakaan yang terus terjadi dari zaman ke zaman telah mengantarkan manusia memasuki era digital, suatu era yang sering kali menimbulkan pertanyaan, apakah kita masih hidup dimasa kini atau telah hidup di masa yang akan datang? Teknologi informasi atau teknologi telematika (ICT) dan teknologi komunikasi telah diakui sebagai salah satu sarana dan prasarana utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Perkembangan terkini dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi mengalami perubahan yang signifikan, tidak terkecuali dengan perpustakaan. Perpustakaan telah berabad-abad terkungkung dalam koleksi tercetak, baik buku, jurnal, maupun majalah. Sistem temu balik informasinya pun belum terotomatisasi dan masih menggunakan sistem manusia. Pada zaman sekarang, perpustakaan dituntut dalam bentuk digital. Yang menarik, pada era globalisasi ini perpustakaan dikatakan sebagai era digital. Maka muncullah kemudian konsep digital library, yang koleksinya mengarah pada e-journal, e-book, dll. Perpustakaan digital adalah Media baru dalam mencapai tujuan manusia dengan cara merubah pengguna informasi. Dan lebih kepada cara baru mengelolah pengetahuan, bukan mengganti organisasi (perpustakaan) yang lebih dulu ada. Munurut Wiji Suwarno, perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mampu melayani penggunanya dengan segala kemudahan. Menurut Brogman, sebagaimana dikutip suwarno, lebih jelas definisi tentang perpustakaan digital muncul dari praktisi perpustakaan Digital Library Federation (DLF). Ia menyatakan bahwa perpustakaan digital adalah organisasi yang menyediakan sumber daya mencakup staf ahli untuk memilih struktur, penawaran akses intelektual untuk menginterprestasikan, mendistribusikan, memelihara integritas, dan koleksi dari waktu sedemikian rupa, sehingga tersedia dan siap digunakan oleh masyarakat.

2.      Perpustakaan Hybrid
Menurut Wiji Suwarno, solusi terbaik untuk mengatasi paradoks perpustakaan digital adalah menggabungkan unsur keduanya (sistem konvesional dan sistem digital) dalam satu perpustakaan. Itulah yang disebut “perpustakaan dua muka”. Artinya, perpustakaan ini memiliki dan melayani dua jenis koleksi. Satu sisi perpustakaan melayani koleksi digital, dan sisi lain masih melayani dan memanfaatkan koleksi konvensional sebagai bahan rujukan yang tercetak. Jenis perpustakaan ini disebut dengan perpustakaan hibrida atau hybrid library. Perpustakaan ini masih menjembatani pemakaian perpustakaan yang memang tidak semuanya mengerti dan memahami koleksi dalam ranah digital.Perpustakaan hibrida didesain untuk mengelola teknomogi dari dua sumber yang berbeda, yaitu sumber elektronik dan sumber koleksi tercetak. Perpustakaan ini dapat diakses melalui jarak dekat dan jarak jauh. Sementara itu, negara yang paling aktif melakukan penelitian pengembangan konsep perpustakaan hibrida adalah Inggris. Negara ini menyelenggarakan lima proyek, yaitu BUILDER, AGORA, MALIBU, HeadLine, dan HyLife. Kelimanya merupakan bagian dari proyek E-lib.
Yang perlu kita ketahui terkait dengan perpustakaan hibrida adalah kerja sama yang baik antara pustakawan dan para teknolog yang menyatukan keterpisahan tradisi sebagai konsekuensi perpustakaan hibrida, yang secara bersamaan membangun koleksi “baru” (elektonik atau digital) dan koleksi lama (tercetak) secara terintegrasi. Sehingga, pemakai jasa perpustakaan tidak mengalami kesulitan dalam memakai kedua  jenis koleksi tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Perpustakaan saat ini telah berkembang. Perkembangan perpustakaan saat ini telah banyak dipengaruhi oleh teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya informasi, peran informasi menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan. Di pihak lain perkembangan perpustakaan teknologi dan informasi seperti internet, CD-Rom dapat mempermudah akses ke informasi. Kemudahan ini menuntut perpustakaan mengembangkan berbagai bentuk layanan teknologi sesuai kebutuhan pemustaka. Seperti pengaplikasian teknologi informasi  dalam kegiatan perpustakaan yang telah terintegrasi diantaranya kegiatan inventarisasi, katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman dan pengembalian buku yang berjalan otomatis.
Dalam sistem ini, pengguna dapat peranan teknologi informasi di bidang layanan perpustakaan berbagai macam. Diantarnya; layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan multimedia/audio-visual, dll. Perkembangan perpustakaan dalam teknologi informasi pada zaman sekarang pun sudah semakin berkembang. Di era sekarang sudah ada digital library dan hybrid library. Semakin berkembangnya zaman mewajibkan para masyarakat atau pemustaka yang menggunakan layanan perpustakaan mau tidak mau harus mengerti bagaimana menggunakan teknologi informasi. Dikarenakan agar dapat menggunakan sarana dan layanan yang disediakan di perpustakaan.
Dengan begitu, pemustaka tidak kesulitan lagi dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Digital library ini salah satu teknologi informasi untuk mempermudah pemustaka dalam mencari koleksi yang mereka butuhkan diperpustakaan.

B.      DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, Wiji. 2011. Pengetahuan Dasar Kepustakaan Sisi Penting Perpustakaan dan
Pustakawan. Bogor: Galia Indonesia.
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta:DIVA
Press.
Associate Professor Fuziah M Nadzar Senior Lecturer and Madam Norehan Akhmad.
2004. Bagian Audivisual dan Multimedia. http://www.ifla.org/VII/s35/pubs/avm-guidelines04.htm.

Atherton, Pauline.Sistem dan Pelayanan Informasi. Jakarta : Arca Kencana Abadi, 1986. Pp 161-173.