Rabu, 31 Juli 2013
Rabu, 03 Juli 2013
Layanan Teknologi Informasi di Perpustakaan
LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
Ruth Pretty, NIM : 13040112140070, Kelas D
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perpustakaan
saat ini telah berkembang. Perkembangan perpustakaan saat ini telah banyak
dipengaruhi oleh teknologi informasi. Mau tidak mau perpustakaan yang berperan
sebagai pengumpulan, pengolahan, pelayanan, dan pendistribusian informasi harus
berhadapan dengan teknologi informasi. Teknologi informasi sering menjadi tolak
ukur kemajuan dari sebuah perpustakaan. Suatu perpustakaan perguruan tinggi, sekolah, maupun umum
tentunya diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayaninya,
baik yang telah maupun yang belum sadar akan kebutuhannya. Dengan kata lain,
suatu perpustakaan diharapkan untuk memberikan layanan pada mereka yang telah
sadar informasi maupun mereka yang jarang atau bahkan tak pernah pergi ke
perpustakaan
Dengan semakin berkembangnya informasi peran informasi menjadi semakin
penting dalam berbagai aspek kehidupan. Tuntutan akan kecepatan dan ketepatan
dalam penyajian informasi menjadi semakin besar. Di lain pihak perkembangan teknologi dan
informasi seperti internet dan CD-Rom maupun keberadaan pusat-pusat informasi
yang menyediakan pangkalan-pangkalan data “online” dapat mempermudah akses ke
informasi. Kemudahan ini sekaligus menuntut perpustakaan mengembangkan berbagai
bentuk layanan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini
tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang
memang sudah mengerti dengan segala macam bentuk teknologi informasi. Fenomena ini yang
membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Teknologi Informasi
Perpustakaan. Tentunya dengan harapan bahwa apa yang menjadi pertanyaan orang
mengenai teknologi informasi di perpustakaan sedikit terjawab melalui layanan teknologi
informasi perpustakaan. Dengan demikian, kiranya
perlu ditelusur lebih jauh berbagai hal mengenai penerapan pelayanan teknologi
informasi perpustakaan
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana aplikasi teknologi informasi perpustakaan ?
2. Apa saja penerapan teknologi informasi dalam bidang layanan perpustakaan ?
3. Apa itu perpustakaan
digital dan perpustakaan hybrid ?
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui aplikasi teknologi informasi perpustakaan.
2.
Untuk mengetahui pnerapan dari teknologi informasi dalam bidang layanan
perpustakaan.
3.
Untuk mengetahui perpustakaan digital dan perpustakaan hybrid
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aplikasi Teknologi
Informasi Perpustakaan
Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangkan teknologi
informasi semakin pesat. Perpustakaan dengan dunia
teknologi dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna adalah sesuatu yang
harus dilakukan. Dengan
begitu, salah satu
strategi pengembangan perpustakaan di zaman sekarang perlu
dikembangkan. Bagi yang sudah menggunakannya, berarti harus dikembangkan dan ditingkatkan, yaitu otomatisasi perpustakaan. Otomasi
perpustakaan sebenarnya merupakan proses atau hasil penciptaan mesin dalam
proses tersebut.
Adapun pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan
perpustakaan memiliki beberapa tujuan
;
1.
Meringankan pekerjaan.
2.
Memudahkan dan mempelancar pelaksanaan tugas
kepustakawanan.
3.
Mempercepat proses temu kembali
akan informasi.
4.
Mempelancar kerja sama
informasi.
5.
Meningkatkan pelayanan
informasi dan memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi infomasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan, dan
penelusuran literature. Contoh aplikasi teknologi informasi dalam kegiatan
perpustakaan yang telah terintegrasi diantaranya kegiatan inventarisasi,
katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman dan pengembalian buku yang
berjalan otomatis. Dalam sistem ini, pengguna dapat melakukan fotokopi sendiri.
Mereka lebih dahulu mengisikan kartu langganan untuk sejumlah tertentu, seperti
vocher pada handphone. Pemustaka juga bisa bebas
mem-browsing internet di sana. Mereka bisa men-download artikel tertentu atau
mencetak pada public printer yang tersedia. Setelah selesai proses peminjaman
tersebut, peminjam keluar melewati pintu ber-alarm yang berfungsi sebagai
pengontrol dan mencatat pengunjung secara otomatis.
B.
Penerapan dari teknologi
informasi dalam bidang layanan perpustakaan
1.
Layanan Sirkulasi
Dalam dunia perpustakaan, arti sirkulasi adalah
perputaran buku atau jenis koleksi lain milik perpustakaan yang dipinjamkan
kepada anggota untuk beberapa waktu lamanya. Sedangkan kegiatan sirkulasi adalah
kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan. Penerapan
teknologi informasi dalam bidang layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal
diantaranya adalah layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna,
administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Sebelum sirkulasi diselenggarakan oleh
perpustakaan, perlu dipertimbangkan tentang syarat-syarat sirkulasi yang baik.
Diantaranya adalah mekanisme kerja dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan benar, dapat menjaga
keamanan koleksi dan pemakai, serta administrasi sirkulasi yang tepat. Selain
itu dapat juga dilakukan silang layanan antar perpustakaan yang mudah dilakukan
apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari layanan sirkulasi ini.
Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan
sirkulasi melalui fasilitas bercoding dan RFID (Radio Frequency
Identification). Penerapan teknologi komunikasi pun sudah mulai digunakan
seperti SMS, Faksimail dan Internet.
2.
Layanan Referensi
Pelayanan referensi adalah semua kegiatan yang ditujukan
mempersiapkan segala sarana (fisik dan non fisik) untuk mempermudah penelusuran
dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Penerapan teknologi informasi dalam
layanan referensi dapat dilihat dari tersedianya akses untuk menelusuri
sumber-sumber referensi elektronik/digital dan bahan pustaka lainnya melalui
kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam
bentuk digital.
3. Layanan multimedia / Audio-visual
Teknologi multimedia merupakan suatu era baru
dalam dunia informasi di perpustakaan zaman sekarang dan beberapa tahun
terakhir ini. Multimedia mampu menciptakan system layanan informasi di
perpustakaan. Secara umum multimedia adalah sebagai kombinasi teks, gambar,
seni grafik, animasi, suara, dan video. Media tersebut digabungkan menjadi satu
kesatuan yang dapat berkerja bersamaan dan menghasilkan informasi yang memiliki
nilai komunikasi yang sangat tinggi. Informasi tidak hanya dapat diperoleh dari
segi media cetak, melainkan dapat diperoleh dari media audio-visual. Media
audio visual merupakan bagian dari warisan budaya, membawa sejumlah besar
informasi yang perlu disimpan untuk digunakan di masa depan. Berbagai media
ekspresi dalam masyarakat harus tercemin dalam layanan yang ditawarkan kepada
pengguna melalui perpustakaan. Pustakawan adalah sebagai penyedia informasi,
harus peduli dengan penyediaan informasi. Sebuah perpustakaan berfungsi untuk melayani masyarakat. Layanan multimedia
/ Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para
pemustaka. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah
Audible E-book, Digital Audio Book, InfoEyes, Braile.
C. Perpustakaan Digital dan
Perpustakaan Hybrid
1.
Perpustakaan Digital
Pepustakaan yang
terus terjadi dari zaman ke zaman telah mengantarkan manusia memasuki era digital, suatu era yang sering kali
menimbulkan pertanyaan, apakah kita masih hidup dimasa kini atau telah hidup di
masa yang akan datang? Teknologi informasi atau teknologi telematika (ICT) dan
teknologi komunikasi telah diakui sebagai salah satu sarana dan prasarana utama
untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Perkembangan terkini dalam dunia
teknologi informasi dan komunikasi mengalami perubahan yang signifikan, tidak
terkecuali dengan perpustakaan. Perpustakaan telah berabad-abad terkungkung
dalam koleksi tercetak, baik
buku, jurnal, maupun majalah. Sistem temu balik informasinya pun belum
terotomatisasi dan masih menggunakan sistem manusia. Pada zaman sekarang, perpustakaan dituntut dalam bentuk
digital. Yang menarik, pada era globalisasi ini perpustakaan
dikatakan sebagai era digital. Maka muncullah kemudian konsep digital library,
yang koleksinya mengarah pada e-journal, e-book, dll. Perpustakaan digital
adalah Media baru dalam mencapai tujuan manusia dengan cara merubah pengguna
informasi. Dan lebih kepada cara baru mengelolah pengetahuan, bukan mengganti
organisasi (perpustakaan) yang lebih dulu ada. Munurut Wiji Suwarno,
perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mampu melayani penggunanya dengan
segala kemudahan. Menurut Brogman, sebagaimana dikutip suwarno, lebih jelas
definisi tentang perpustakaan digital muncul dari praktisi perpustakaan Digital
Library Federation (DLF). Ia menyatakan bahwa perpustakaan digital adalah
organisasi yang menyediakan sumber daya mencakup staf ahli untuk memilih
struktur, penawaran akses intelektual untuk menginterprestasikan,
mendistribusikan, memelihara integritas, dan koleksi dari waktu sedemikian
rupa, sehingga tersedia dan siap digunakan oleh masyarakat.
2.
Perpustakaan Hybrid
Menurut Wiji
Suwarno, solusi terbaik untuk mengatasi paradoks perpustakaan digital adalah
menggabungkan unsur keduanya (sistem konvesional dan sistem digital) dalam satu
perpustakaan. Itulah yang disebut “perpustakaan dua muka”. Artinya,
perpustakaan ini memiliki dan melayani dua jenis koleksi. Satu sisi
perpustakaan melayani koleksi digital, dan sisi lain masih melayani dan
memanfaatkan koleksi konvensional sebagai bahan rujukan yang tercetak. Jenis perpustakaan
ini disebut dengan perpustakaan hibrida atau hybrid library. Perpustakaan ini
masih menjembatani pemakaian perpustakaan yang memang tidak semuanya mengerti
dan memahami koleksi dalam ranah digital.Perpustakaan hibrida didesain untuk
mengelola teknomogi dari dua sumber yang berbeda, yaitu sumber elektronik dan
sumber koleksi tercetak. Perpustakaan ini dapat diakses melalui jarak dekat dan
jarak jauh. Sementara itu, negara yang paling aktif melakukan penelitian
pengembangan konsep perpustakaan hibrida adalah Inggris. Negara ini
menyelenggarakan lima proyek, yaitu BUILDER, AGORA, MALIBU, HeadLine, dan
HyLife. Kelimanya merupakan bagian dari proyek E-lib.
Yang perlu kita
ketahui terkait dengan perpustakaan hibrida adalah kerja sama yang baik antara
pustakawan dan para teknolog yang menyatukan keterpisahan tradisi sebagai
konsekuensi perpustakaan hibrida, yang secara bersamaan membangun koleksi
“baru” (elektonik atau digital) dan koleksi lama (tercetak) secara
terintegrasi. Sehingga, pemakai jasa perpustakaan tidak mengalami kesulitan
dalam memakai kedua jenis koleksi
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perpustakaan saat ini telah
berkembang. Perkembangan perpustakaan saat ini telah banyak dipengaruhi oleh
teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya informasi, peran informasi
menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan. Di pihak lain
perkembangan perpustakaan teknologi dan informasi seperti internet, CD-Rom
dapat mempermudah akses ke informasi. Kemudahan ini menuntut perpustakaan
mengembangkan berbagai bentuk layanan teknologi sesuai kebutuhan pemustaka.
Seperti pengaplikasian teknologi informasi dalam kegiatan
perpustakaan yang telah terintegrasi diantaranya kegiatan inventarisasi,
katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman dan pengembalian buku yang
berjalan otomatis.
Dalam sistem ini,
pengguna dapat peranan
teknologi informasi di bidang layanan perpustakaan berbagai macam. Diantarnya;
layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan multimedia/audio-visual, dll.
Perkembangan perpustakaan dalam teknologi informasi pada zaman sekarang pun
sudah semakin berkembang. Di era sekarang sudah ada digital library dan hybrid
library. Semakin berkembangnya zaman mewajibkan para masyarakat atau pemustaka
yang menggunakan layanan perpustakaan mau tidak mau harus mengerti bagaimana
menggunakan teknologi informasi. Dikarenakan agar dapat menggunakan sarana dan
layanan yang disediakan di perpustakaan.
Dengan begitu, pemustaka tidak
kesulitan lagi dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Digital library
ini salah satu teknologi informasi untuk mempermudah pemustaka dalam mencari
koleksi yang mereka butuhkan diperpustakaan.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, Wiji. 2011. Pengetahuan
Dasar Kepustakaan Sisi Penting Perpustakaan dan
Pustakawan. Bogor: Galia Indonesia.
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen
Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta:DIVA
Press.
Associate
Professor Fuziah M Nadzar Senior Lecturer and Madam Norehan Akhmad.
Atherton, Pauline.Sistem dan Pelayanan
Informasi. Jakarta : Arca Kencana Abadi, 1986. Pp 161-173.
Rabu, 17 April 2013
Anggota
Tugas Teknologi Informasi. Membahas tentang Digital Library Universitas Indonesia. Anggota terdiri dari dua orang, yaitu :
Firda Amalia (13040112140086)
Ruth Pretty (13040112140070)
Firda Amalia (13040112140086)
Ruth Pretty (13040112140070)
Langganan:
Postingan (Atom)